29 August, 2007

Charles Simic: Di Penghujung September

Charles Simic adalah poet laureate terkini (semacam penyair 'istana') di Amerika (2007). Satu hal menarik tentang Simic adalah bahwa ia baru belajar bahasa Inggris ketika berumur 15 tahun, saat ia pindah ke AS dari negeri asalnya, yang dulu bernama Yugoslavia. (Saya baru belajar bahasa Inggris di usia 12-13 tahun, waktu di SMP. Bedanya, saya sampai sekarang belum pernah ke Amerika.)

Berikut satu-satunya karya Simic yang saya terjemahkan. Judul aslinya: Late September. Dalam pemahaman saya, puisinya ini bercerita dan mencitrakan sebuah lanskap, baik fisik dan mental, pada suatu hari di akhir September, menjelang musim dingin tentunya. Yang tertangkap adalah sebuah suasana yang agak buram, muram, bahkan horor. Membaca karya ini mengingatkan saya pada salah sebuah karya Rielke.

Saya sendiri merasa kurang sreg dengan hasilnya; tapi bagaimana lagi, saya tidak bisa membuatnya seindah aslinya. Saya cuma ingin coba ”mengunyah-nguyah” rasanya dalam bahasa Indonesia. (Buat saya, cukup pahit.)


Charles Simic:

Di Penghujung September

Truk pos itu menuruni pantai
Sambil membawa sehelai surat.
Di ujung dermaga panjang
Seekor camar yang bosan
Sesekali mengangkat kakinya,
Dan lupa menjejakkannya kembali.
Udara beraroma bahaya
Tentang tragedi yang bakal menyata.

Katamu semalam,
Seperti ada suara TV dari rumah sebelah.
Dan kau yakin bencana baru tengah
Mereka kabarkan.
Lalu kau beranjak keluar, memastikan:
Bercelana pendek, bertelanjang kaki.
Yang terdengar cuma suara
Laut yang letih setelah sekian lama
Pura-pura bergegas
Meski tak ke mana-mana.

Pagi tadi terasa seperti Minggu.
Angkasa bertugas seperti biasa
Tanpa menghampar bayang di trotoar
Atau di antara barisan pondok kosong;
Yang di dekatnya terselip gereja mungil
Dan selusin nisan kelabu yang berhimpitan.
Seolah tubuh mereka gemetaran.

(Dari The Voice at 3:00 a.m., Selected late and New Poems oleh Charles Simic, © 2002.)

No comments:

Post a Comment